September 18, 2024
Pelatihan jurnalistik

Ilustrasi, pelatihan jurnalistik. Foto-Albanjari.com.

ALBANJARI.COM, MARTAPURA – Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama(LTNNU) Kabupaten Banjar bakal menggelar Pelatihan Jurnalistik pada Minggu (12/6/2022) pekan depan dengan tema Melestarikan Tradisi Literasi Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Kegiatan yang diagendakan sebagai penggodokan peserta dari pesantren, Majelis Wakil Cabang (MWC), dan Badan Otonom di Kabupaten Banjar itu bakal dihelat di Aula SMKN 1 Martapura.

Pelatihan jurnalistik ini terbatas hanya untuk 50 orang peserta, di antaranya perwakilan beberapa Pondok Pesantren yang ada di Kabupaten Banjar, perwakilan MWC NU se-Kabupaten Banjar, dan Badan Otonom NU.

“Pesertanya terbatas, dan akan diikuti oleh perwakilan dari beberapa yang sudah kami sebarkan undangannya beberapa hari yang lalu,” ucap Anwar, Ketua Pelaksana Pelatihan Jurnalistik, Sabtu (04/06/2022).

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan kegiatan-kegiatan di NU Kabupaten Banjar dapat dipublikasikan dengan baik, terutama dalam pemberitaan.

“Ada banyak kegiatan di NU Kabupaten Banjar, namun tidak terpublikasi dengan baik, lantaran tidak ada orang yang mempublikasikannya. Karena itulah pelatihan ini dilaksanakan, sehingga kegiatan mulai dari ranting hingga badan otonom dan lembaga bisa terpublikasi dengan baik,” jelas Anwar.

Senada, Ketua LTNNU Kabupaten Banjar, Muhammad Bulkini menyebut pelatihan jurnalistik ini selain bermaksud untuk melatih pembuatan berita, lebih jauh untuk memudahkan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Banjar melihat mana MWC, Banom, dan Lembaga yang aktif dan mana yang tidak.

“Dari sana kelihatan, mana yang aktif dan tidak. Sehingga itu menjadi bahan evaluasi PCNU Banjar untuk mencarikan solusi bagi MWC, Banom, atau lembaga yang tidak aktif,” ujarnya.

Apa kendala mereka di lapangan, sehingga tidak aktif seperti yang lain. Kendala-kendala seperti itu, kata Bulkini, bisa diurai dan dicarikan solusi.

“NU Kabupaten Banjar hendaknya hadir sebagai solusi. Sebelum menjadi solusi orang banyak. Kita hadirkan solusi di tubuh NU terlebih dulu,” jelasnya.

Adapun menghadirkan perwakilan pesantren adalah untuk menggiatkan literasi kaum santri.

“Bagaimana pun, Nahdlatul Ulama berangkat dari kaum santri. Nahdlatul Ulama sejatinya adalah kumpulan ulama dan santri dari berbagai pesantren dan majelis di lingkungannya,” kata Bulkini.

Karena itulah, sambungnya, tema pelatihan jurnalistik ini “Melestarikan Tradisi Literasi Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari”.

“Kita berkaca dari semangat juang Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dalam mendidik umat, dalam hal ini bidang kepenulisan. Beliau gigih membuat berbagai tulisan di zaman beliau yang serba sulit itu,” kata Bulkini

Semangat kepenulisan Syekh Muhammad Arsyad Albanjari mestinya menjadi cambuk bagi generasi muda NU di kabupaten Banjar untuk berkarya dalam dunia tulis menulis.

“Zaman dulu, tinta dan kertas sulit dicari. Namun dengan keterbatasan itu, Datu Kelampayan bisa menulis Kitab Sabilal Muhtadin dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun. Zaman kita sekarang tak sesulit itu. Kita memang bukan kelasnya menuliskan kitab, tapi kita bisa membantu mempublikasikan pemikiran-pemikiran ulama kita dengan menuliskannya dalam bentuk berita,” ucapnya.

“Mudah-mudahan dengan berkat meneladani semangat literasi beliau, jalan yang kita tempuh ini dimudahkan Allah SWT. Kegiatan-kegiatan ilmiah, penerbitan buku, kitab, ramai di Kabupaten Banjar di kemudian hari,” pungkas Bulkini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *