Albanjari.com, Martapura – Pimpinan Komisariat IPNU-IPPNU IAI Darussalam Martapura menziarahi makam pembawa NU pertama di Kalimantan Selatan, KH. Abdul Qodir Hasan atau yang akrab disapa Guru Tuha sekaligus didampingi oleh cicit Guru Tuha, Guru Zayadi di kubah makam KH. Abdul Qodir Hasan Pesayangan Utara, Kecamatan Martapura, Minggu (3/12/23).
Guru Zayadi selaku Cicit KH. Abdul Qodir Hasan menyambut kedatangan para Pelajar NU dari mahasiswa(i) Institut Agama Islam Darussalam Martapura saat bertamu ke kediaman sekaligus berziarah ke makam Pimpinan ke-4 Pondok Pesantren Darussalam terset dengan menceritakan biografi KH. Abdul Qodir Hasan.
“Makam yang ada di hadapan kita semua ini, aku rasa sudah tahu berataan (sudah tau semua, red), bahwa beliau merupakan Pimpinan di Darussalam sekaligus pembawa NU pertama di luar pulau Jawa,” ucap Guru Zayadi kepada para Mahasiswa dan Mahasiswi.
Kepala Desa Pesayangan Utara tersebut banyak menceritakan kisah-kisah tentang Guru Tuha saat masih muda sebelum keberangkatan menuntut ilmu di Tebuireng hingga kepulangannya kembali ke Kalimantan dan bagaimana NU ini didirikan di Martapura. Salah satu yang menarik perhatian, yaitu ketika ia menceritakan asal gelaran “Guru Tuha”.
Guru Zayadi menuturkan, sebelum KH. Abdul Qadir Hasan berangkat ke luar pulau Kalimantan untuk menimba ilmu di Tebuireng sebenarnya beliau adalah seorang guru Kuntau, yaitu bela diri asli Kalimantan. Menariknya, karena beliau sangat sering dipanggil “guru” oleh masyarakat masa itu membuat dirinya terpantik untuk memperdalam pengetahuan Agama. Akhirnya, beliau disarankan oleh kakeknya sendiri agar berangkat ke Jawa Timur untuk belajar di Pesantren.
“Guru Tuha ni behari (sejak dulu) dikenal sebagai guru Kuntau. Karena keseringannya dipanggil guru, akhirnya beliau mendapat saran dari kai sidin (kakek beliau) untuk mengaji ke Jawa di Pesantren Tebuireng,” ujar Guru Zayadi.
Guru Zayadi juga menceritakan tentang ke-NU an di kota Martapura merupakan titik sentralnya kala itu. Termasuk Pondok Pesantren Darussalam yang merupakan kantor pertamanya NU di Kalimantan.
“Sentral-sentralnya NU ni di Martapura. Termasuk Darussalam itu kantor pertamanya,” pungkasnya.
Sejumlah 30 mahasiswa dan mahasiswi yang terdiri dari pengurus aktif dan anggota baru PK IPNU-IPPNU IAID mengikuti rangkaian kegiatan diskusi ini sekaligus mengupas sejarah biografi KH. Abdul Qodir Hasan sebagai tokoh pendiri NU pertama di luar pulau Jawa.
Diketahui, kegiatan ini merupakan Follow Up I anggota baru PK IPNU-IPPNU IAI Darussalam Martapura setelah mengikuti pengkaderan Makesta dari tanggal 11 sampai 12 November 2023 yang bertempat di TK Intan Lestari Martapura.
Diharapkan, dengan adanya kegiatan ini bisa memperkuat pemahaman histori ke-NU an, terlebih sejarah Nahdlatul Ulama di Kalimantan Selatan.
Kontributor: Anwar Syarif