Albanjari.com, Martapura – Ma’had Aly Darussalam menggelar diskusi ilmiah tentang pemikiran Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di bidang ilmu falak (Astronomi) pada Minggu (21/4) pagi. Diskusi ilmiah yang menghadirkan Dosen UIN Wali Songo Semarang itu digelar di ruang kelas Ma’had Aly tersebut.
Dosen UIN Wali Songo yang dihadirkan adalah Ustadz Nur Hidayatullah. Dia adalah pengajar Ilmu Falak dan Sekretaris Lembaga Falakiyah PWNU Kalsel.
Mudir Ma’had Aly Darussalam, Guru H. Adi Hatim mengungkapkan alasan mengapa dirinya tertarik untuk menggelar diskusi ilmiah terkait ilmu falak. Dia menyebut, di Martapura ilmu falak sudah mulai kurang diminati dan dipelajari karena beberapa alasan. Dengan adanya diskusi tersebut, ia berharap ilmu ini kembali diminati para santri.
“Dan sebagaimana kita maklum bahwa ilmu falak, terutama di Martapura sudah mulai jarang ada yang mempelajari. Mungkin karena gurunya juga langka. Tapi Alhamdulillah Ma’had Aly Darussalam tetap mempelajari ilmu falak,” katanya dalam sambutan pembuka.
Persoalan arah kiblat yang pernah diluruskan oleh Syekh Muhammad Arsyad di Betawi jadi pembahasan utama dalam diskusi tersebut dengan berfokus pada analisis dan bedah kitab salah satu karya tulis Syekh Muhammad Arsyad.
“Tema ini kita angkat dengan judul ‘Telaah Polemik Perubahan Arah Kiblat pada Beberapa Mesjid di Batavia oleh Syekh Muhammad Arsyad Albanjari dalam Risalah al Mas’alah al Qiblah fi al Batawi’,” sambung Guru Adi.
Dalam paparan materinya, Ustadz Nur Hidayatullah bercerita, awal kali dirinya mulai meneliti keilmuan falak Syekh Arsyad yaitu saat masih duduk di bangku kulian UIN Wali Songo jurusan Ahwal Al Syakhsiyyah prodi Ilmu Falak. Baru sebulan masuk, katanya, Dosen memberikan tugas untuk meneliti ilmu falak di daerah masing-masing.
Lebih lanjut, Alumni Pondok Pesantren Darul Hijrah itu menceritakan, saat dirinya ziarah ke Sekumpul sempat membaca buku manaqib Datu Kelampayan yang dijual di jejeran para penjual dekat area kubah Sekumpul. Buku tersebut ditulis oleh Kyai Muhammad Irsyad Az Zain,-akrab disapa Abu Daudi. Di antara isi manaqib tersebut diceritakan bahwa Datu Kelampayan pernah menulis risalah ilmu falak.
“Kita pernah baca manaqibnya, ada Datu Kalampayan menulis risalah Ilmu Falak. Waktu itu kita ziarah ke Sekumpul ada orang yang jualan buku manaqib Syekh Muhammad Arsyad Albanjari yang ditulis oleh Abu Daudi, Kyai Muhammad Irsayduz Zain,” ujar Ustadz Nur Hidayatullah.
Di kesempatan lain, dirinya bercerita, saat membaca kitab Mizan al I’tdal fi Takmilah al Jawab as Su’al ‘an Mas’alah al Hilal wa al Ikhtilaf al Matholi’ yang ditulis oleh Syekh Muhammad Mansur bin Abdul Hamid Al Batawi menemukan, di antara isi kitab tersebut termuat salah satu daftar pustakanya yaitu karya Syekh Arsyad tentang ilmu falak.
Semenjak itulah, sambung cerita Ustadz Nur Hidayatullah, ternyata Syekh Arsyad memiliki karya tulis khusus yang membicarakan ilmu falak.
“Di antara isi kitab tersebut itu mengutip daripada karya Syekh Muhammad Arsyad Albanjari. Daftar pustakanya itu salah satunya Riasalah al Qiblah li As Syekh Muhammad Arsyad Albanjari,” bebernya.
“Maka pada saat itu ketika menemukan, oh berarti Datu Kelampayan beisi kitab yang namanya Risalatul Qiblah,” pungkasnya.
Tahun 2016, saat Ustadz Nur Hidayatullah datang ke masjid Luar Batang, Jakarta. Di sana beliau bertamu kepada Syekh Mansur Al Batawi yang ditemani oleh KH. Fatahillah Ahmadi, ketua ta’mir Mesjid untuk menanyakan perihal keberadaan kitab Risalah al Qiblah karya Syekh Arsyad.
Singkat cerita, dirinya diperkenankan untuk mencari kitab tersebut di salah satu lemari tua yang berisikan banyak kitab-kitab lama. Namun, aktivis muda itu enggan untuk membongkar karena baru pertama kali bertemu.
“Jadi kahandak kita handak membongkari, mencarii kitab Datu Kelampayan tapi kada nyaman. Hanyar pertama ketemu langsung membongkari rumah urang, kada nyaman kita. Itu di tahun 2016,” tandasnya.
Kegiatan tersebut berlangsung dengan penuh histori dan sarat dengan argumentative. Diskusi dimulai sekitar pukul 10.00 hingga pukul 13.00 WITA. Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, seluruh Mahasantri (i) dan Dosen Ma’had Aly Darussalam. Kegiatan ini juga ditayangkan di akun YouTube Ma’had Aly Darussalam Channel.
Penulis : Anwar Syarif