Juli 24, 2024
Guru Hasanuddin saat memberikan tausiah. Foto- SC YouTube Raudhotul Anwar official

Guru Hasanuddin saat memberikan tausiah. Foto- SC YouTube Raudhotul Anwar official

Albanjari.com, Martapura – Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, Tuan Guru H. Hasanuddin menegaskan kepada para penuntut ilmu di Darussalam bahwa hanya mencari berkah saja adalah tujuan yang salah. Tausiah ini beliau sampaikan pada puncak acara haul Datu Kasyful Anwar di Musholla Raudhatul Anwar, Kampung Melayu,  Sabtu (27/4/24) malam.

Guru Hasanuddin mengingatkan, belajar di Darussalam bukan hanya mengharap berkah saja. Dirinya menilai tujuan tersebut tidak sesuai, karena dikhawatirkan akan memunculkan sikap bahwa belajar di Darussalam hanya berkah saja yang dikejar.

“Tapi ingat, bukan hanya sekedar mengharap barokah. Nah ini yang salah, kadang-kadang pendapat kita, Darussalam berkah, Darussalam berkah. Lalu berkat aja yang ditujunya,” tegasnya.

Guru Hasanuddin mengawali tausiah dengan mengenang perjuangan Datuk Kasyful dalam mengembangkan pondok pesantren.

Guru Hasanuddin mengajak para jamaah agar kembali mengenang jasa dan peninggalan luar biasa KH. Kasyful Anwar sebagai pimpinan Darussalam periode ke-3. Selama 18 tahun memimpin, mulai tahun 1922 sampai 1940, Darussalam di bawah kepemimpinan beliau berkembang pesat. Salah satunya, merubah sistem belajar menjadi perkelas.

Dua periode sebelumnya, di masa kepemimpinan Syekh Jamaluddin tahun 1914-1919 (Pimpinan pertama), dan Syekh Hasan Ahmad tahun 1919-1922 (Pimpinan kedua), Pondok Pesantren Darussalam masih menggunakan sistem ngaji halaqoh.

“Selama 18 tahun berkembang pesatnya itu pesantren Darussalam. Dari awal pimpinan pertama kedua masih lagi berjalan sistem halaqoh, belapak,” ungkapnya.

“Berkembangnya dari Syekh Kasful Anwar yang kita hauli pada malam ini dari tahun 1922 sampai 1940 selama beliau memimpin banyak di situ kemajuan-kemajuan, dari halaqoh menjadi sistem kelas. Sampai sekarang,” sambungnya.

Lebih lanjut, setelah mengenang warisan Datu Kasful Anwar yang bertahan hingga sekarang, Guru Pimpinan menyoroti soal pesepsi orang banyak bahwa sekolah di Darussalam yang dicari adalah berkahnya saja. Bahkan beliau menyayangkan soal anggapan sebagian orang yang mau sekolah di Darussalam, walaupun hanya sebentar yang penting berkahnya.

“Nah ini yang salah tu itu tadi, biar satumat jar (walaupun sebentar, reed) asal ada barkatnya,” katanya.

Ada yang lebih penting selain berkah, ungkap Guru Pimpinan, yaitu menuntut ilmu, belajar yang rajin, dan memiliki semangat yang tinggi untuk memperdalam pengetahuan. Ia menjelaskan, ilmu dulu baru muncul bekah.

“Maka yang sebenarnya kita cari, kita tuntut itu bukan hanya barokah, tapi ilmu yang pertama,” jelasnya.

“Itu pokok, adanya ilmu lalu ada keberkatan. Bukan berkah dulu baru ilmu,” terusnya.

 

Penulis: Anwar Syarif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *