ALBANJARI.COM, MARTAPURA– Pegawai Perpustakaan Nasional (Perpusnas) berkunjung ke desa Dalam Pagar dalam rangka mendigitalisasi dan mengkonservasi puluhan manuskrip kuno yang disimpan di rumah Guru Sibawaihi pada hari Kamis (16/06).
Tujuan digitalisasi dan konservasi ini adalah untuk menjaga agar manuskrip tersebut tetap terjaga dan dapat dilestarikan untuk generasi selanjutnya.
Ketika diwawancarai Tim ALBANJARI. COM, Novi Murdianti, salah satu pegawai Perpustakaan Nasional membocorkan beberapa tips merawat buku ataupun kitab agar tetap awet.
Ia membeberkan, agar buku di rumah awet dan tidak cepat rusak, bisa menggunakan bahan-bahan dapur yang mudah ditemukan. Seperti daun salam kering, cengkeh, atau merica yang diletakkan di rak buku.
“Bisa pakai merica, daun salam kering, atau cengkeh. Ditaruh di rak buku. Gunanya untuk menolak serangga yang biasa menggerogoti kertas seperti rayap,” ungkap wanita yang bertugas di bagian alih media ini.
Ia menambahkan, supaya buku tidak cepat rusak, letakkan buku dalam ruangan yang suhu dan kelembapannya stabil.
“Usahakan buku ditaruh di ruangan yang suhu dan kelembapannya stabil. Jangan ditaruh dekat jendela agar tidak terkena angin dan sinar matahari secara langsung. Alangkah lebih baiknya lagi kalau ditaruh silica gel. Fungsinya untuk menyerap uap udara yang juga berpotensi merusak kertas,” sambungnya lagi.
Terakhir, ia menyarankan agar buku-buku disusun berdiri, tidak ditumpuk. Menurutnya, menyusun buku dengan cara ditumpuk akan membuat kertas cepat rusak terutama buku paling bawah, karena ia menahan beban paling berat.
Reporter: Wafi Hasbullah
Editor: Muhammad Bulkini