ALBANJARI.COM, MARTAPURA – Perpustakaan Nasional melakukan konservasi dan preservasi puluhan naskah yang ada di Kalimantan Selatan agar tetap terjaga dan lestari, Jumat (17/6).
H. Dede Hidayatullah dari Badan Riset dan Inovasi Naskah mengungkapkan ada kurang lebih 17 naskah yang di konservasi dan di reservasi di rumah Tuan Guru Sibawaihi di Kampung Dalam Pagar dan ada sekitar 45 naskah yang ada di rumah Adat Banjar.
“Alhamdulillah pada hari ini kita bisa lagi melakukan konservasi meneruskan pekerjaaan kerjasama dengan Perpusnas untuk melakukan konservasi, preservasi agar naskah yang ada di Kalimantan Selatan tetap terjaga dan lestari,” ujarnya.
Di rumah Guru Sibawaihi di Dalam Gagar sudah dilakukan konservasi 17 naskah yang terdiri dari naskah agama, di antaranya seperti Sabilal Muhtadin, Tuhfaturragibin, Kitabun Nikah dan beberapa yang memuat tentang thariqat-thariqat juga tasawuf, kitabun nikah, fiqih, tauhid, dan ada beberapa naskah isi yang memuat tentang kesejarahan, ke Islaman di tanah Banjar,” ujar Dede.
“Di rumah Abu Najib, yang merupakan pewaris ke lima dari Datuknya sebetulnya ada 2 lemari yang memuat naskah yang terdiri dari naskah cetak yang umurnya sudah ratusan tahun dan juga naskah tulis tangan. Dalam satu lemari kemaren kita menemukan beberapa waktu yang lalu ada sekitar 45 naskah, dari ke 45 naskah itu ada yang berupa lembaran, ada yang sudah korosi tinta, ada yang dimakan gagat, bahkan ada yang tercerai berai, sehingga sangat memerlukan bantuan dari Perpusnas untuk melakukan konservasi dan preservasi naskah,” bebernya.
H Dede Hidayat berharap, kerjasama ini dan bantuan dari Perpusnas tidak berhenti sampai di sini karena ada beberapa informasi, ada beberapa naskah lagi yang dalam kondisi memperihatinkan, sehingga sangat memerlukan bantuan dari Perpusnas untuk melakukan konservasi dan pelestarian naskah tersebut.
“Sekali lagi, kami ucapkan terimakasih kepada Perpusnas dalam rangka untuk mereservasi dan melestarikan naskah di Kalimantan Selatan. Kami berharap ini tidak yang terakhir kali, tetapi ada kunjungan lagi, sehingga naskah yang ada di Kalimantan Selatan ilmunya bisa lestari sampai ke anak cucu, bahkan mungkin sampai ratusan tahun yang akan datang,” pungkasnya.
Reporter: Rohmiah
Editor: Muhammad Bulkini