Oktober 21, 2024
ilustrasi Imam SIbawaihi/foto-net

ilustrasi Imam SIbawaihi/foto-net

ALBANJARI.COM, MARTAPURA – Dikalangan pesanten nama Imam Sibawaihi begitu populer karena sering dikutip dalam beberapa kitab kuning. Beliau adalah seorang ahli nahwu yang sangat terkenal, dan juga merupakan murid dari Imam Al Khalil bin Ahmad (w 170 H/789 M).

Memiliki nama asli Amr bin Utsman bin Qanbar Abi  Bishri. Nama Sibawaihi merupakan julukan baginya karena memiliki wajah yang sangat tampan, pipinya ranum laksana buah apel. Saking tampannya, terkadang  gurunya sendiri pun jarang memandang wajahnya karena memiliki ketampanan yang luarbiasa.

Ada kisah menarik dari ulama pembela mazhab Bashrah ini. Mengutip buku yang berjudul Tapak Sejarah Kitab Kuning, karya M Sholahudin terbitan tahun 2014, Tokoh  besar ilmu nahwu yang terkenal akan kealiman dan ketampanannya ini pernah menyunting seorang gadis asal Basrah.

“Istrinya yang cantik ternyata tidak lebih dicintainya daripada kegiatannya menelaah kitab dan menulis. Seolah-olah kitab-kitab tersebut adalah istri pertama,sementara wanita cantik yang menjadi pendamping hidupnya menjadi istri kedua,” tulis M Sholahudin.

Imam Sibawaihi lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menelaah kitab, sementara sang istri pun jarang mendapat perhatiannya. Hal tersebut pun memancing kecemburuan sang Istri.

Pada suatu hari, kala Imam Sibawaihi pergi ke pasar, dengan penuh amarah dan rasa cemburu sang istri pun membakar kitab-kitab suaminya itu. Begitu pulang dari pasar, Imam Sibawaihi sangat terkejut melihat kejadian tersebut. Bahkan, peristiwa tersebut membuatnya pingsan!.

Ketika Imam Sibawaihi sudah siuman, beliau langsung menceraikan istrinya dan mengumpulkan sisa-sisa kitab yang selamat. Karya Imam Sibawaihi yang sangat terkenal bernama Al Kitab yang menjadi rujukan bagi kebanyakan ulama nahwu pada periode selanjutnya.

Imam Sibawaihi merupakan orang Persia, tetapi sangat ahli di bidang nahwu (gramatika arab). Beliau wafat pada tahun 180 Hijriah bertepatan dengan tahun 796 Masehi di tanah kelahirannya, Syiraz, Persia ketika berusia 32 atau 33 tahun.

Guru-gurunya adalah Hammad bin Salamah, Al Khalil bin Ahmad, Isa bin Amr, Yunus bin Habib, dan Akhfasy Al Kabir Abu Khaththab Abdul Hamid bin Abdul Majid.

Penulis : Muhammad Abdillah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *