Oleh Ibnu Abdillah Alkatiby*
ALBANJARI.COM – Menyikapi dua kubu yang sedang viral di jagat medsos antara si hitam dan si merah, maka kita sebagai muslim wajib memandangnya dengan pandangan Islam agar mampu bersikap adil dan profesional.
Pertama, berbicara soal si hitam yang dinilai melakukan banyak trik sulap saat melakukan pengobatannya dan banyak dibongkar oleh orang trik-trik tersebut, jika hal itu benar faktanya, maka itu sangat merugikan para pasien yang datang kepadanya dan berdampak buruk bagi pandangan kaum awam pada umumnya.
Pemikiran mereka akan mengalami syok dan trauma kepada sosok pengobat yang memakai jubah, imamah dan surban. Dan secara perlahan mereka tidak akan percaya lagi kepada kyai atau gus yang melakukan ruqyah. Jika ini semakin menjadi, perlahan masyarakat akan menjauhi pengobatan ruqyah terutama ruqyah kepada para gus maupun kyai. Sebab dalam fenomena ini yang dipertontonkan di publik adalah sosok yang dikatakan seorang “gus”.
Kedua, berbicara soal si merah yang ahli dalam trik-trik sulap dan ilmu hipno yang tengah bentrok dengan si hitam. Karena dinilainya telah melakukan trik-trik sulap dalam pengobatannya dan sudah merugikan banyak orang baik pasien maupun yang melihat konten-kontennya, maka ini sah-sah saja dan sangat baik jika memang tujuannya membongkar para pengobat ruqyah yang melakukan penipuan dengan menggunakan trik-trik sulap tersebut. Dan Islam sangat mendukung hal ini.
Namun perlu bersikap bijaksana dalam bab-bab tertentu yang dalam Islam sudah ada porsi pemahaman dan penjelasannya, semisal adanya sihir, kesurupan karena gangguan jin, ain dan praktek ilmu-ilmu hitam yang menggunakan keris, jenglot, tumbal dan pesugihan.
Semua itu penjelasan dalam Islam sudah ada porsinya. Jika liar menyikapi porsi-porsi ini, maka kaum awam yang muslim, pemikiran mereka tentang jin, sihir dan praktek ilmu hitam akan terkikis dan menganggap bahwa kesurupan karena jin tidak ada kalaupun ada itu hanya 1000/1 saja. Dan juga demikian praktek sihir dan praktek ilmu hitam.
Padahal, dalam Al Quran dengan jelas menceritakan adanya sihir yang membuat korbannya berhalusinasi, sakit dan bahkan bercerai dengan pasangannya hingga Allah sendiri memerintahkan Nabi Muhammad untuk berlindung dari keburukan dukun-dukun yang meniup-niup dalam simpul-simpul ikatan (uqdah) sebagaimana tercantum dalam surat al-Falaq. Dan bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri menyatakan :
أكثرُ مَن يموت من أمتى بعدَ قضاءِ اللهِ وقَدَرِهِ بالانفس يعني بالعين
“Sebab paling banyak yang mengakibatkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain”.
Dalam hadits ini, sangat jelas menyatakan presentase kematian pada umat Nabi Muhammad lebih banyak disebabkan penyakit ain. Sebagai muslim kita wajib mengimani hal ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Siti Aisyah radhiallahu ‘anha pernah sakit karena sihir. Rasulullah mengalami sakit kepala yang hebat dan menyebabkan beliau berhalusinasi melakukan sesuatu padahal tidak.
Maka beliau membekam kepalanya, karena mengira penyebabnya ada unsur darah yang bermasalah di bagian kepala beliau. Ternyata masih ada gangguan hingga nabi berdoa dan terus berdoa hingga Allah Ta’ala kasih beliau petunjuk lewat mimpi bahwa sakit beliau itu karena ulah sihir yang dilakukan oleh Labib bin al-A’sham seorang Yahudi, dan beliau sembuh ketika simpul ikatan yang diolah melalui rambut dan sisir nabi diangkat dari sumur Dzarwan lalu dibakar dalam riwayat yg lain setelah diangkat dan dibacakan surat al Falaq dan an Naas.
Demikan juga Siti Aisyah radhiallahu anha yang ternyata beliau sakit karena disihir oleh budaknya sendiri yang kepengen merdeka secepatnya. Lalu beliau menjual budak yang menyihir beliau itu kepada seorang Arab yang buruk prilakukanya dan uang hasil jual budak itu dibelikan budak lainnya lalu dimerdekakan oleh beliau.
Namun beliau tetap masih sakit, hingga pada akhirnya beliau bermimpi ada yang memerintahkannya mengambil air dari tiga mata air yang satu dengan lainnya saling memancarkan. Beliau menceritakan mimpi ini kepada dua saudara beliau dan mereka mencari hingga menemukan tiga sumur mata air tersebut lalu dijadikan satu dan dibuat mandi oleh siti Aisyah maka Allah sembuhkan beliau. Hadits ini sahih ditampilkan dalam kitab Muwatho imam Malik.
Kita sebagai muslim wajib mempercayai hal ini dan mewaspadai hal ini dengan mencontoh adab yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perkara-perkara ini.
Kita memang percaya dan terbukti ada orang yang meciptakan benda-benda palsu semisal jengglot yang bisa menyala kedua matanya dengan baterai, keris berdiri atau menyala, atau melakukan trik pengambilan benda-benda gaib ke alam nyata, membuat isu palsu tentang babi ngepet dan semisalnya, ini semua kami percaya ada yang melakukan dan membuat hal-hal palsunya.
Namun secara pemahaman Islam dan tajribiyyah di lapangan, hal itu memang ada fakta-fakta wujudnya aslinya. Akibat pemahaman liar ini, menjadikan para pelaku praktek sihir atau ilmu hitam yang menggunakan jengglot, keris, babi ngepet asli akan lebih leluasa mempraktekkannya karena masyarakat awam sudah tidak mempercayai adanya fakta-fakta hal itu, sebab yang dijejali benda-benda KW atau palsu yang dapat dibeli di jualan-jualan online.
Sikap kita sebagai muslim meletakkan perkara-perkara ini pada porsinya masing-masing. Dan tetap sepenuh hati meyakini tidak ada sesuatu apapun dapat memberikan mamfaat ataupun bahaya kecuali atas kuasa dan izin Allah Ta’ala.
قُلْ لَّاۤ اَمۡلِكُ لِنَفۡسِىۡ ضَرًّا وَّلَا نَفۡعًا اِلَّا مَا شَآءَ اللّٰهُؕ
“Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak kuasa menolak mudarat maupun mendatangkan manfaat kepada diriku, kecuali apa yang Allah kehendaki.” (QS. Yunus : 49)
Zaman semakin akhir, sang pemimpin kegelapan akan terus membuat konspirasi atau alat-alat untuk menggiris keyakinan umat Islam terhadap akidah secara perlahan, dengan menggunakan dari berbagai kubu.
Kubu hitam yang ambisi akan kesaktian-kesaktian atau karomah-karomahan, hingga pada masa si dajjal keluar, mereka akan secara otomatis mempercayainya dan mengikutinya.
Kubu lainnya lagi yang menilai semua perkara gaib tadi dengan sains dan logika, maka pada saat si dajjal ini keluar, logikanya akan mengatakan, ” Ini perkara-perkara mustahil dilakukan dengan trik, ini sangat-sangat tidak masuk akal, dia bukan manusia, dia adalah tuhan “, secara otomatis pun mereka akan mengikuti dan mempercayainya.
Naudzu billahi min dzaalik..
Penulis adalah Founder Keluarga Besar Ruqyah Aswaja (KBRA) Nasional dan Internasional, memiliki nama asli Kyai Achmad Imron Rosyidi
—————————————————————–————
Isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.