September 20, 2024
perpusnas ri

Tim Perpusnas RI saat melestarikan manuskrip Datu Kelampayan. Foto-albanjari.com/Rohmiah.

ALBANJARI.COM, MARTAPURA – Tim Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bidang Pusat Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan mengagumi kondisi naskah kuno yang ada di Kalimantan Selatan.

Novi Murdiyanti penanggung jawab tim preservasi dari Perpusnas mengaku kagum dengan kondisi naskah Syekh Muhammad Arsyad Albanjari yang sudah berumur 2 Abad di rumah Guru Sibawaihi, Desa Dalam Pagar, Martapura, Kabupaten Banjar. Naskah itu menurutnya masih bagus dan bisa di baca.

“Saya kagum dengan naskah ini, umurnya sudah ratusan tahun tapi masih bisa dibaca dan dibuka,” tutur Novi.

Biasanya, tambahnya, ada beberapa naskah, yang jarang dibuka, sehingga tidak ada sirkulasi udara dan menjadi lembap.

“Kalau ini berarti naskahnya sering dibuka dan dibaca sehingga kondisinya masih terjaga,” ujarnya.

Selain melakukan preservasi tim perpusnas juga melakukan sharing pengetahuan untuk masyarakat, baik cara perawatan, penjilidan dan penyimpanan naskah.

“Ada dari Perpustakaan Daerah Kalimantan Selatan, dari penjilidan tadi yang datang, dan banyak juga masyarakat yang tertarik untuk melihat dan mengetahui kegiatan kita ini,” katanya.

Selain itu, kata Novi, supaya banyak yang mengetahui informasi dan siapa tau ada yang bisa baca aksaranya dan lebih bermanfaat misalkan diperbolehkan maka akan kita publish di web perpustakaan.

“Jadi selain menyimpan kami juga bisa menyebarkan informasi, bisa di unduh, di link “www.preservasi.perpusnas.co.id,” jelas Novi.

Untuk diketahui Banyak naskah yang sudah di post dari Kalimantan Selatan, Palembang, Jambi, dan lain-lain. Bahkan ada naskah tertua di dunia, yaitu naskah dari Jambi. Uniknya naskah itu disimpan di gentong dan dibuka setahun sekali diwaktu dengan ritual tertentu.

Reporter: Rohmiah

Editor: Muhammad Bulkini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *