Oleh Abi Yazid Bustami*
Pendidikan dan organisasi adalah dua perkara yang bisa diduduki sekaligus oleh setiap individu. Di samping belajar, dia juga bisa membarenginya dengan berorganisasi.
Di sini penulis tidak akan memaparkan apa itu studi dan organisasi, karena pengertian keduanya pun dirasa sudah maklum, penulis akan fokus membicarakan tentang hubungan antara keduanya dan ke tidak tepatan seseorang dalam menjalankan keduanya berdasarkan pengalaman pribadi penulis.
Berangkat dari cerita sewaktu pertama kali bergabung dalam organisasi di saat masih studi, yaitu ketika studi di kota Martapura, Kalimantan Selatan (2019-2020).
Waktu itu penulis bergabung dalam organisasi PK IPNU (Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama) PP. Darussalam Martapura, dan sewaktu pembekalan di awal masuk salah satu pemateri menjelaskan bahwa organisasi dalam sebuah studi atau pembelajaran itu ibarat wadah bagi si pelajar untuk mengembangkan apa yang telah dia dapat dari studinya.
Contohnya, di organisasi itu ada forum diskusi yang bisa membantu si pelajar dalam melatih nalar kritisnya, contoh lainya, dalam organisasi ada sebuah kepengurusan yang bisa mengasah kemampuan pelajar agar lebih cakap dalam mengatur urusan suatu perkumpulan yang nantinya akan berguna ketika dia menjalani kehidupan bersama masyarakat.
Sebenarnya, masih banyak lagi kegiatan-kegiatan organisasi yang bermanfaat bagi si pelajar, penulis sangat mengingat nasihat ini, penulis menjadikan nasihat ini sebagai prinsip dalam berorganisasi di masa studi.
Namun yang sangat disayangkan adalah sebagian pelajar yang berorganisasi mereka terlalu sibuk dengan organisasinya sampai menjadikan kegiatan belajar atau pendidikannya kacau, atau memang si pelajarnya tidak rajin dalam studinya namun dia bergabung dalam sebuah organisasi yang akibatnya menimbulkan pandangan kurang baik terhadap organisasi itu, ketika ada jam belajar dia tidak hadir, namun ketika ada kegiatan bakti sosial misalkan dari organisasi dia tidak ingin melewatkannya, rajin diskusi dalam organisasi tapi ngga ingin ikut ngaji, diantara dampaknya adalah ingin tampil di depan orang-orang tapi tidak memperhatikan mutu apa yang akan ditampilkan, ini tentunya berbahaya bagi diri si pelajar bahkan juga bagi orang-orang di sekitar.
Jadi diharapkan bahkan diwajibkan agar seorang pelajar yang berorganisasi betul-betul menjalankan sesuai haknya, yakni studi sebagai fondasi dan organisasi sebagai tiang yang berdiri di atas fondasi, kokohkanlah pondasi agar tiang diatasnya kuat berdiri, tiang yang fondasinya tidak kokoh tentu tidak begitu lama akan roboh, mari menjadi pelajar organisatoris yang loyalis, yakni yang benar-benar berpegang teguh pada studi dan organisasinya.
Maka, seorang pelajar yang berorganisasi harus cakap dalam menjalankan perannya, dia harus bisa menjalani kegiatan belajar dan organisasinya dengan baik, jangan sampai kegiatan organisasinya itu mengganggu kegiatan belajarnya, dan tidak bisa pula dia hanya fokus pada belajarnya saja dan menelantarkan kegiatan organisasinya, untuk apa berorganisasi kan?!
*Penulis merupakan Mahasiswa Al Azhar, aktif dalam kegiatan PCINU Mesir
__________________________________________________________
Seluruh tulisan menjadi tanggung jawab penulis