ALBANJARI.COM, MARTAPURA – Hujan lebat yang terjadi pada Jumat (18/11) lalu mengakibatkan beberapa rumah warga terendam akibat banjir. Salah satu daerah yang terdampak adalah Desa Tunggul Irang Ulu, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.
Untuk meringankan beban korban yang terdampak banjir, maka Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Kabupaten Banjar membagikan sembako kepada warga Desa Tunggul Irang Ulu, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (23/11/2022).
Pembagian sembako tersebut ditujukan kepada sebagian warga desa Tunggul Ulu yang rumah mereka terdampak banjir akibat hujan deras yang terjadi sekitar 4 hari yang lewat dan saat ini sebagian rumah mereka masih ada yang terendam.
Ketua LPBI NU Kabupaten Banjar Ainuddin Azzukhairy menuturkan bahwa pihaknya hari ini membagikan sembako alakadarnya untuk membantu warga kita yang rumah mereka terkena banjir.
“Bantuan dari Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama Kabupaten Banjar untuk membantu warga,” ungkapnya.
Ainuddin Azzukhairy berharap Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama Kabupaten Banjar berharap bisa membantu warga yang mendapatkan musibah.
“Pembagian sembako ini Insha Allah tidak hanya hari ini saja dan tidak hanya desa Tunggul Irang Ulu saja, tetapi desa desa lain yang warganya kebanjiran akan kita bagikan, selama stok bantuan masih ada,” tutupnya.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banjar Ustadz Nuryadi mengungkapkan bahwa sangat mengapresiasi dengan kegiatan LPBI NU Kabupaten Banjar, bergerak untuk membantu warga.
“Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama adalah merupakan salah satu lembaga yang berada di Nahdlatul Ulama atau NU,” jelasnya.
Ustadz Nuryadi kembali menjelaskan bahwa setiap lembaga sesuai dengan tugasnya masing masing, seperti Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama, tugasnya bergerak di bidang bencana dan iklim, maka mereka akan turun ke lapangan kalau ada bencana.
Editor: Muhammad Abdillah