November 8, 2025
1752325148822

Sumber: facebook muhammad bulkini

Albanjari.com, Martapura – Ada peristiwa menarik yang mengiringi pelantikan Pengurus Nahdlatul Ulama Kabupaten Banjar pada Kamis (10/7) kemarin.

Beberapa hari sebelum pelantikan, Tuan Guru H. Muhammad Naufal Rosyad berkunjung ke Gedung NU Martapura. Saat sedang berbincang santai dengan para pengurus, tiba-tiba ada yang melihat mata cincin beliau hilang.

“Guru, mata cincin pian lepas,” ujar salah satu pengurus NU.

Guru pun mencari-cari di sekitar tempat duduk, sampai ke bawah meja.

“Berlian, kah?” tanya seorang pengurus NU lainnya.

Guru tersenyum. Beliau menjelaskan bahwa mata cincin-nya bukanlah berlian, melainkan hanya batu akik biasa.

Namun yang membuat cincin itu sangat berharga, karena cincin itu merupakan warisan dari ayah beliau, Tuan Guru H. Muhammad Rosyad.

“Saat abahku wafat, aku hanya meminta dua cincin yang dikenakan beliau. Dan aku bilang pada keluargaku: ‘Aku hanya minta ini, silakan ambil yang lain,’” tutur Guru.

“Saat abahku wafat, aku hanya meminta dua cincin yang dikenakan beliau. Dan aku bilang pada keluargaku: ‘Aku hanya minta ini, silakan ambil yang lain.

Mendengar cerita itu, para pengurus NU segera berinisiatif mencari mata cincin yang hilang. Mereka menyisir ruangan, bahkan sampai ke parkiran tempat motor beliau terparkir. Namun, hasilnya nihil.

“Biar saja, nanti juga akan pulang sendiri,” ujar Guru tenang, lalu berpamitan pulang.

Benar saja. Saat menghadiri acara pelantikan pengurus NU Kabupaten Banjar beberapa hari kemudian, Guru sudah kembali mengenakan cincin itu—utuh, lengkap dengan mata cincinnya.

“Sudah ketemu, Guru?” tanya salah seorang pengurus yang sebelumnya ikut membantu mencari mata cincin.

“Di pelatar rumah,” jawab Guru tersenyum. Beliau kemudian memperlihatkan rekaman video di ponsel—momen ketika mata cincin itu ditemukan.
***
Anda boleh melihat dari sisi “kekeramatan” cincin itu. Anda juga bisa bersikap kritis dengan menyebut peristiwa itu hanyalah rentetan kebetulan. Atau anda bisa pula melihat kemantapan keyakinan beliau, bahwa mata cincin itu akan ditemukan.

Tapi jika boleh memilih, saya lebih suka melihat betapa indahnya akhlak Guru. Ketika beliau meminta dua cincin yang harganya tidak seberapa untuk diwarisi dari sang ayah.

Tapi jika boleh memilih, saya lebih suka melihat betapa indahnya akhlak Guru. Ketika beliau meminta dua cincin yang harganya tidak seberapa untuk diwarisi dari sang ayah.

Bukankah sifat “qonaah” menjadi sesuatu yang agak asing akhir-akhir ini. Sebab keserakahan telah menggelapkan mata banyak manusia.*


Penulis: Muhammad Bulkini

cropped-Coklat_Hitam_Simpel_Kata_Motivasi_Kiriman_Instagram__16_-removebg-preview
Admin Albanjari