September 18, 2024
Guru Shodiq Wa'die, zuriyat KH. Abdul Qodir Hasan menyerahkan tongkat sebagai simbol keterikatan PCNU Banjar dan Pondok Pesantren Darussalam Martapura

Guru Shodiq Wa'die, zuriyat KH. Abdul Qodir Hasan menyerahkan tongkat sebagai simbol keterikatan PCNU Banjar dan Pondok Pesantren Darussalam Martapura

ALBANJARI.COM, MARTAPURA – Dalam momentum penutupan kegiatan peringatan 1 abad Nahdlatul Ulama di Kabupaten Banjar, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banjar mendapatkan hadiah dari Pondok Pesantren Darussalam berupa tongkat yang terbuat dari ulin bangunan Pondok Pesantren yang berusia 1 abad tersebut.

Guru Shodiq Wa’die, perwakilan dari Pondok Pesantren Darussalam yang juga merupakan zuriat dari KH. Abdul Qodir Hasan, pendiri NU di Kalimantan mengatakan NU dan Darussalam memiliki keterkaitan yang sangat erat.

“Kayu tongkat ini adalah saksi berdirinya NU, saksi para ulama berkumpul, bersatu dan berjuang di bawah naungan NU yang berpusat di Pondok Pesantren Darussalam, ” ucap Guru Shodiq pada Sabtu (11/2/23) malam.

Dia mengatakan, pihaknya menyerahkan tongkat tersebut sebagai simbol harapan dan amanah agar NU kembali kepada khittahnya.

“Tongkat ini kami serahkan kepada Pengurus Nahdlatul Ulama sebagai simbol harapan dan amanah dari kami agar NU kembali kepada khittah semula dia didirikan, yaitu organisasi yg berasal dari pesantren, organisasi para ulama, para tuan guru dan kaum santri, ” ujarnya.

Guru Shodiq berharap agar ke depannya pengurus Nahdlatul Ulama memiliki niat yang tulus dan ikhlas sebagaimana harapan dari KH. Abdul Qodir Hasan ketika mendirikan NU pertama di Kalimantan.

“Kakek/datuk kami KH. Abdul Qadir Hasan mendirikan NU dilandasi niat tulus dan menjunjung perintah guru/kyai nya yakni KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Kasyful Anwar. Maka kami harap pengurus NU sekarang dan yang akan datang juga harus tulus dan menjunjung perintah guru/kyai/ulama. Jangan berbuat kecuali memiliki dasar arahan dari para kyai,” kata Guru Shodiq.

Kemudian, Dia juga berharap semoga PCNU Kabupaten Banjar bisa menyatukan ulama Banjar agar bernaung di bawah organisasi Nahdlatul Ulama.

“Satu lagi harapan kami, kakek/ datuk kami dulu mempersatukan ulama Banjar di bawah naungan NU, maka kami harap NU saat ini juga berusaha mempersatukan ulama dan para tuan guru di tanah Banjar ini, agar NU kembali bangkit dan berjaya di abad kedua yang akan datang,”

“Kami tahu ini tugas berat tapi insyaallah degan ikhlas berusaha, dengan niat tulus, dan berkat karomah NU segala tugas dan cita-cita akan tercapai, ” pungkasnya.

Bertempat di Alun-alun RTH Ratu Zaleha, kegiatan perayaan 1 abad Nahdlatul Ulama di Kabupaten Banjar di semarakkan dengan Festival Maulid Habsyi, Bazar dan kegiatan NU Banjar bersholawat bersama Habib Mahir Al Ahdal dari Surabaya.

Kegiatan yang berlangsung selama hampir sepekan tersebut mendapat respons antusias dari berbagai kalangan, terutama kaum nahdiyin yang ada di Kabupaten Banjar.

Editor: Muhammad Abdillah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *