Oktober 14, 2024
Kitab Guru Zaki

Tuan Guru Zaki foto bersama dengan Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Prof Mujiburrahman dan Kepala perpustakaan UIN Antasari Banjarmasin, Doktor Syaifuddin. Foto-Albanjari.com.

ALBANJARI.COM, BANJARMASIN – 50-an eksemplar dari 29 judul kitab karya Tuan Guru Muhammad Zaki bakal dipajang di Banjar Corner, Perpustakaan UIN Antasari Banjarmasin.

Rektor UIN Antasari, Mujiburrahman menginginkan perfustakaan UIN Antasari menampung karya tulis penulis Banjar, lebih-lebih karya ulama Banjar, baik ulama terdahulu maupun ulama di masa sekarang.

“Ketika ada orang mencari karya ulama Banjar, kita ingin itu ada di perfustakaan kita,” ujarnya pada pertemuan dengan Pendiri sekaligus Pengasuh Madrasah Qiroah Wattahqiq Martapura, Tuan Guru Muhammad Zaki, di ruang kerja Rektor, Jumat (19/8) siang.

Dia menyebut, Indonesia ketinggalan jauh dalam hal mengoleksi karya-karya tulis. Dia membandingkan dengan eropa yang menurutnya piawai dalam hal itu (Terlepas masa sulit yang Indonesia hadapi di masa penjajahan).

Tak ingin tertinggal lebih jauh, UIN Antasari pun menghadirkan Banjar Corner.

guru zaki
Tuan Guru Zaki bersilaturahmi dengan Rektor UIN Antasari Banjarmasin. Foto-Albanjari.com.

Gayung bersambut, Guru Zaki pun membawa 29 judul (50-an eksemplar) dari 50-an karyanya ke UIN Antasari.

“Ini saya bawa 29 judul. Sebenarnya karya saya sekitar 50-an judul, cuma karena yang lain masih proses cetak ulang, maka hanya ini yang saya bisa bawa,” ujarnya dalam pertemuan itu.

Dari 29 judul tersebut, Guru Zaki menulis beragam bidang keilmuan, di antaranya, hadits, fiqih, Falaq (astronomi), ulumul Qur’an, dan banyak lagi yang lainnya.

Kitab-kitab tersebut di antaranya ditulis di Tarim, Hadramaut, ketika Guru Zaki menimba ilmu di Universitas Al Ahqaf. Selebihnya, dia tulis ketika sudah pulang ke kampung halaman di Martapura, kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

“Sebagian berbentuk ringkasan pelajaran agar memudahkan ketika menghadapi ujian. Dan itu juga bermanfaat bagi adik kelas ketika mereka menghadapi ujian,” jelas Guru Zaki.

Kitab-kitab pelajaran, kata Guru Zaki, lumayan tebal. Ada yang ratusan halaman. Untuk mengulang pelajaran menjelang ujian, itu tentu akan memakan waktu yang cukup lama, maka ia berinisiatif untuk membuat ringkasan pelajaran.

Adapun untuk kitab-kitab yang ditulis di kampung halaman, berkisar tentang solusi santri dalam belajar.

“Ketika melihat kelemahan santri di bidang tertentu, saya bikinkan kitab agar memudahkan mereka belajar. Ya, semacam solusi-solusi kelemahan yang dihadapi santri,” terang Guru Zaki.

Selesai pertemuan dengan Rektor UIN Antasari, Guru Zaki diajak melihat-lihat koleksi di Banjar Corner, Perpustakaan UIN Antasari. Di situ terpajang buku hingga kitab tulisan orang Banjar. Dari deretan kitab yang dipajang, di antaranya ada tulisan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Syekh Anang Sya’rani Arif, Syekh Salim Ma’ruf.

Guru Zaki tampak memperhatikan dengan seksama perpustakaan yang dikelola UIN Antasari tersebut; ia melihat sistem yang dipakai untuk memajang naskah lama, dia melirik penomoran kitab yang dipajang hingga menanyakan koleksi-koleksi kitab tua yang dimiliki UIN Antasari.

“Saya juga juga mengelola perpustakaan di Pondok Pesantren Darussalam,” ucapnya kemudian.

Menjelang pukul 17.00 WITA. Guru Zaki pamit pulang ke Martapura. Dia meninggalkan nomor telopon untuk dihubungi kembali, sebab ada banyak karyanya yang belum masuk perpustakaan.

Kitab Guru Zaki
Tuan Guru Zaki menyerahkan secara simbolis kitab karyanya kepada Kepala Perpustakaan UIN Antasari Banjarmasin, Doktor Syaifuddin. Foto-Albanjari.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *