November 6, 2025
masjid-maba-xXrhoJeJhUU-unsplash

Sumber: unsplas, masjidmaba

Oleh: Muhammad Zein Wildan*

Albanjari.com – Di tengah kehidupan yang serba logis ini, seringkali kita lupa bahwa sebenarnya ada satu dimensi yang tak bisa dihitung dengan rumus matematika logika, yaitu Berkah. Ia bukan sekadar “banyak” secara kuantitas, tapi “cukup” bahkan “lebih” secara rasa. Sayangnya, masih banyak orang-orang bahkan umat muslim sendiri yang tidak percaya dengan kebenaran keberadaan berkah. Tapi, tahukah kamu? Ternyata al-Qur’an sudah membuktikan kebenaran berkah dengan sebuah cerita yang sudah terjadi bahkan saat masa pra Islam.

Gambaran nyata tentang hal ini terekam dalam surah Ali ‘Imran ayat 37-38 yang menceritakan tentang Siti Maryam dan Nabi Zakariya ‘alaihimassalam, yang berbunyi:

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَّاَنْۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًاۖ وَّكَفَّلَهَا زَكَرِيَّاۗ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَۙ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًاۚ قَالَ يٰمَرْيَمُ اَنّٰى لَكِ هٰذَاۗ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (٣٧) هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗۚ قَالَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَة اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ (٣٨)

Artinya:
“Maka Tuhannya menerima Maryam dengan penerimaan yang terbaik, menumbuhkannya menjadi pribadi yang indah, dan menjadikannya dalam asuhan Zakariya. Setiap kali Zakariya masuk ke ruang ibadah untuk menemuinya, ia selalu menemukan makanan di sisinya. Zakariya pun bertanya: “Wahai Maryam, dari mana semua ini kau dapatkan?” Maryam menjawab: “Ini berasal dari Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas perhitungan.” Melihat itu, di sanalah Zakariya berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku dari sisi-Mu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (QS. Surah Ali Imran : 37-38)

Kedua ayat ini mengajarkan bahwa berkah adalah rezeki yang bisa datang dari jalur yang tidak bisa kita prediksi. Hal ini terbukti dari ayat tersebut. Siti maryam tidak keluar mencari rezeki, tapi Allah yang mengirimkan. Bahkan ketika bukan musimnya, makanan itu
tetap ada. Karena berkah melampaui hukum sebab-akibat yang kita pahami dalam nalar manusia.

Merespon fenomena tersebut, nabi Zakaria menjadi yakin bahwa sesuatu yang tidak mungkin di mata manusia bisa sangat mudah terwujud dalam kuasa Allah. Keyakinan itu yang menuntunnya untuk berdoa di tempat siti Maryam, yang kelak dikabulkan oleh Allah.

Dari kisah ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa berkah bukan hanya tentang materi yang datang, tapi juga keimanan yang tumbuh dari melihat tanda-Nya.

Di zaman ini, berkah mungkin datang bukan berupa makanan yang tiba-tiba ada diatas meja, atau uang yang tiba-tiba di dalam dompet. Tapi, bisa jadi berkah hadir dalam bentuk non visual yang seringkali tak kita sadari, seperti kesehatan yang terus terjaga, anak yang tumbuh shalih, atau ketenangan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Dan semua itu, seperti perkataan siti Maryam, datang “min ‘indillah” dari sisi Allah, tanpa perhitungan.

Tapi, di samping segala hal itu kita tak boleh lupa dengan ikhtiar dan tawakal yang digandeng dengan tabarruk agar semuanya terasa sempurna. Karena berkah adalah ketika sedikit terasa cukup, dan cukup terasa berlimpah.

*Penulis adalah Mahasantri Ma’had Aly Darul Ulum dan pengurus SPM Darussalam Tahfiz dan Ilmu Al-Qur’an


Editor: Muhammad Fahrie

cropped-Coklat_Hitam_Simpel_Kata_Motivasi_Kiriman_Instagram__16_-removebg-preview
Admin Albanjari